Rabu, 15 November 2023

BAJU AING, KUMAHA AING!!!


 Emang sebenarnya sudah beberapa tahun belakangan gue perhatiin fenomena ini, yaitu di mana baju band mulai menjadi salah satu alternatif fashion yang digandrungi anak muda. Apalagi untuk remaja - remaja yang biasa nongkrong di toko kopi daerah Jakarta Selatan bersama pacarnya yang menunggangi Vespa matic keluaran terbaru atau mungkin, hal ini juga menjadi salah satu cara para penikmat musik untuk mendukung band kesukaannya dengan gak melulu harus beli rekaman fisiknya. Sebagai salah satu orang yang mendengarkan musik di setiap harinya, gue cukup senang dengan fenomena ini. Dari sini kita semua bisa lihat kalau beli merch band itu gak sesusah dulu, yang setidaknya harus menyambangi toko musik terdekat atau kalau mau lebih effort dan nguliknya enak, bisa langsung datang ke Pasar Santa atau Blok M. 


Yang jadi sorotan gue berikutnya adalah beberapa kali gue lihat konten TikTok yang ngewawancara orang random tentang baju band yang kebetulan sedang ia kenakan saat itu. Namun, ketika ditanyain tentang lagu atau band tersebut tidak jarang dari mereka yang malah tidak tau dengan band tersebut. Tenang gila... Gue bukan mau gatekeeping atau menjadi si paling musik di sini. Di sisi lain, gue malah senang makin banyak orang yang mau beli baju band karena yaaa secara gak langsung itu adalah cara support ke musisi tersebut (asal lo belinya gak bootleg ya!)


Kalo lu perhatiin, sebelum zaman semudah ini. Maraknya baju band tuh cuma bakal keliatan di festival, acara musik underground, di salah satu lorong kampus yang isinya abang - abang kalcer, atau di lemari bokap yang kebetulan dulu pas muda ngulik Iwan Fals dan Slank. Tapi sekarang? hampir di setiap sudut! Mau real life ataupun dunia maya pasti beberapa kali lu nge-spot orang yang menggunakan baju band, seperti sekarang juga sudah mulai banyak cewek - cewek pergi ke mall dengan baju band favorit mereka lalu ditambah dengan loose fit jeans dan sneakers, lalu di kampus juga semakin banyak yang menggunakan baju band, apalagi dengan kita sedang berada di zaman yang kalo ngantor lu boleh pakai kaos dan pasti merchandise band merupakan salah satu seragam wajib kerja kalian untuk nunjukin “playlist spotify” lu secara gak langsung. Bahkan di tiktok atau instagram pasti lu semua gak jarang bukan melihat orang mengenakan baju band?


Orang - orang yang menggunakan baju band juga sekarang semakin variatif, mungkin sebagian besar memang kita yang berada di usia 20 - 40an yang mana sedang gemar gemarnya beli baju band dan memakainya. Tapi, pernah gak lu ngeliat anak balita udah memakai baju band cadas seperti Koil, Turtles. JR, bahkan Death Vomit? Fenomena ini beberapa kali gue liat dengan mata kepala gue sendiri, biasanya nih hasil pemberian dari orang terdekat si orang tua atau yaaa siapa lagi pelakunya kalo bukan karena si bapaknya yang gila musik berisik? Pernah juga gue liat postingan random di twitter ada keluarga foto bareng dengan merch Deadsquad di badan, ini salah satu tanda bahwa yang menggunakan merch band makin rame, masuk ke semua umur, dan baju band ini udah gak segmented lagi menurut gue. SEMUA BOLEH PAKAI!



Lagipula, ada banyak faktor kenapa orang yang gak musik banget kayak lo ini bisa tiba-tiba mengenakan baju band. Misal, beli karena segi artwork, warna dasar baju, ukuran size yang emang pas banget di badan, atau hasil pemberian seseorang. Emang kenapa sih orang sekedar beli tanpa tau satu album bandnya, siapa nama guitarist-nya, di mana SD si vokalis, apa hobi ibu sang drummer, sampai ukuran sepatu sang keyboardist?


Yang unik dari baju band juga, hampir semua band itu mengeluarkan merch t-shirt dengan pattern genre musik mereka, iya gak sih? Sebagai contohnya, baju band shoegaze seperti Enola, Enamore, atau Car Crash Coma, yang garis besarnya pasti ada font besar menonjol di daerah dada, lalu di bawahnya ditempel gambar atau grafis tertentu yang menceritakan tentang merch itu, entah cover albumnya, atau apalah itu gue kurang paham.


Lalu, baju band metal. Yang pertama wajib warna hitam, kedua font ‘akar pohon kelapa’, ditambah sedikit gambar seram ciri khas band metal. Band indie-pop, mengeluarkan merch dengan ciri khasnya mereka juga yang mana belakangan ini gue sering lihat baju band dengan warna dasar biru, hijau, pink, atau merah maroon. Gak melulu hitam, putih, atau biru dongker kayak dulu. Disamping ini semua, banyak juga band yang mengeluarkan edisi hoodie, dan crewneck.


Tapi yang gue sebel emang ya, kadang gue nemu band lokal yang kualitas merch-nya tuh ya terkesan "asal cetak". Walaupun gue juga ngerti kalo 'Ada harga, ada kualitas', tapi mungkin tulisan gue ini bisa juga jadi bahan masukan untuk para abang - abang yang baru aja mau produksi merch band-nya masing - masing.


Di sisi lain, gue emang selalu meraba - raba fenomena ini dengan gaya analisis gembel gue sendiri. Kalau dulu ada frasa “mulutmu harimaumu.” pophariini mengeluarkan artikel berjudul “spotify playlistmu, harimaumu.” mungkin frasa ini juga bisa diterapkan ke “baju bandmu, harimaumu.” karena secara gak langsung lu semua pasti bisa langsung nilai gimana kepribadian orang itu atau selera musik orang itu hanya dengan satu tatapan ke baju band yang ia kenakan, kalau di ilmu komunikasi hal ini disebutnya teori komunikasi non-verbal.


Gue sendiri, sebagai orang yang selalu menyisihkan gaji untuk #JajanRock memang seperti ada pride tersendiri ketika menggunakan baju band kesukaan, sama seperti lu yang doyan otomotif dan merasa ada pride tersendiri kalau menggunakan kendaraan kesukaan lu, atau sama seperti sneakerhead diluar sana yang bangga sekali memamerkan air jordan keluaran terbarunya. Ini semua kembali ke segment dan menurut gue fine - fine aja untuk orang membeli baju band tanpa tau dulu itu band apa. Setuju? Mungkin, setelah itu dia jadi ngulik tentang bandnya.


Kalo ditarik ke awal, apa baju band pertama lu?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar