Kamis, 31 Desember 2020

Rilisan paling oke di tahun ini

 




Kalau gua membahas tentang 2020 adalah tahun yang sangat membosankan dengan segala lika liku dan hal menyebalkan lainnya bahasan ini pasti tidak akan selesai dengan cepat, mungkin akan selesai dalam satu minggu kedepan. Oleh karena itu gua hanya akan menulis salah satu hal yang paling membuat gua senang di tahun ini, yaitu musik.

 

Tahun ini bisa dibilang tahun paling produktifnya musisi musisi dunia, bagaimana engga? Yang biasanya mereka harus manggung keliling kota tahun ini mereka dipaksa diam di rumah, lalu mereka mencari kesibukan dengan yaaa apalagi kalau bukan membuat lagu atau album baru seperti musisi pada umumnya?

 

Seperti media musik dan jurnalis musik lainnya, gua juga akan ikut serta memberikan beberapa rilisan paling oke setahun ini versi gua sendiri

 

1.   Romantic Echoes – Menutup Mata Untuk Melihat Dunia



Menutup Mata Untuk Melihat Dunia. Single ini dibuat untuk menutup album perdana dari Romantic Echoes yang rilis pada bulan Juni lalu, lagu yang berdurasi 9 menit ini akan membawa kalian pada emosi yang dibuat naik turun, dengan sentuhan ala baroque pop dan pop tahun 80an. Penulisan lirik yang terkesan sederhana juga membuat lagu ini seakan akan adalah lagu rilisan tahun 80 tapi dengan musik yang lebih kompleks. Seperti yang gua bilang diawal kalau emosi lu akan dibuat naik turun, pada menit 6.15 musiknya akan mulai perlahan up beat dan akan membuat lu semua goyang kecil kecil.

2.   Oslo Ibrahim – Makasih



Bayangin ada seorang artis yang menang sebuah award di TV dan sedang memberi pidato dan ucapan terima kasih tapi diiringi oleh melodi yang funky, nah lagu ini persis seperti itu. Gua-pun kaget awalnya saat dengar lagu ini, walaupun masih pada gambaran seorang Oslo Ibrahim yang terkesan melankolis dan Eye Catching.

3.   Sajama Cut – Godsigma



Siapa coba yang tidak jatuh cinta dengan album baru band “senior” ini? Saat pertama gua denger album ini gua langsung jatuh cinta sama track pertamanya yaitu “Adegan Ranjang 1981 1982” lagu ini diawali dengan rhytm gitar yang simple lalu disusul dengan bass dan drum yang masuk barengan berhasil membuat kuping gua basah saat itu. Kalau kita ngomongin masalah lirik, kayaknya Sajama Cut udah cocok buat panutan penulisan lirik buat kalian kalian semua yang baru akan memulai bermusik.

4.   Skandal – Percuma



Band alternatif rock dari Yogyakarta ini baru saja merilis single terbaru mereka yang judulnya “Percuma” tapi walau lagu ini judulnya “Percuma” isi lagunya sangat layak diapresiasi karena ini lagu enak banget bro asli. Pemilihan artwork single yang terkesan gemes ini juga sangat jauh dengan lagu ini yang dari awal aja kuping lu semua udah digembleng oleh suara distorsi gitar.

5.   Atsea ft. Nina Joon – Years 2 Keep



Band projectan Omar Prazhari yang terbentuk di Kanada ini baru aja mengeluarkan single terbaru mereka tapi kali ini mereka engga sendiri karena mereka ditemani oleh Nina Joon yang ikut bantu mengisi vokal dengan suaranya yang asik banget diterima oleh kuping. Masih dengan nuansa indie pop, kali ini Atsea membuat lagu yang sedikit pelan dan mellow. Lagu ini cocok banget buat nemenin kalian nugas ditengah malam sambil santai kecil kecil, gak heran gua berani taruh lagu ini didalam artikel ini.

6.   Fuzzy, I – Wingbender



Bisa dibilang band ini salah satu band paling produktif di tahun yang gelap ini, gimana engga? Band ini ngeluarin lima single dalam kurun 1 tahun ini tapi yang paling memanggil kuping menurut gua ya lagu yang satu ini. Wingbender, diawali oleh suara synthesizer yang futuristik lalu disambut secara tiba tiba oleh drum roll dan kemudian ditambah bass line yang groovy ini membuat gua seketika terdiam dan cuma bisa nikmatin sejenak lagu berdurasi 3 menit ini.

7.   Horse Planet Police Departement – Enter Music



Setelah mereka “mencicil” rilisan single demi single selama setahun ini, akhirnya album perdana dari band electronic yang berdiri di Jakarta ini resmi rilis akhir November lalu. Yang membuat beda adalah album ini dibuka dengan suara gitar akustik dan nyanyian syahdu yang dinyanyikan oleh beberapa orang tapi masih dengan warna HPPD yang selalu membuat ambience dan beat santai, album ini sukses memikat hati gua semenjak pertama kali dengar. Dari 12 track yang tersusun di album ini gua paling tertarik dengan judul “Myth Mind Molecules”.

8.   The Dare – 7.0



Terinspirasi dari bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok pada tahun 2018 lalu, band berisikan 4 srikandi Lombok menceritakan pengalamannya saat gempa lewat lagu ini, dimana orang orang panik, lupa akan semuanya, dan hanya bisa terdiam sambil menanti ajal bagai pion catur yang hendak dimainkan. Gak heran kenapa di intro lagu ini akan ada suara gemuruh dan teriakan perempuan.

9.   Goodnight Electric – Misteria



Cukup naif rasanya jika gua gak masukin album ini ke daftar rilisan paling oke tahun ini. Album ini cukup baru buat kuping gua sebagai orang yang dengerin musiknya Goodnight Electric. semenjak kedatangan dua anggota baru ke dalam band musiknya makin bervariasi yang juga menambah warna baru di band senior satu ini yang gak akan lepas dari warna futuristik dan elektro. Gak cuma musik yang baru, penulisan liriknya pun berbeda dengan rilisan sebelumnya.


sebenernya masih banyak banget yang mau gua tambahin disini karena ya gimana engga? tahun ini banyak banget musisi lokal yang ngeluarin rilisan baru, mulai dari band senior maupun musisi musisi yang baru aja dateng ke skena musik indonesia ini. mungkin beberapa rilisan paling oke versi gua ini bisa nemenin lu saat sehari hari esok!

Rabu, 18 November 2020

Wednesday madness playlist by Gusti Erlangga #2: Musik untuk tumbuhan dan hidupmu



    Jika lu semua perhatiin belakangan ini banyak banget orang berlomba lomba menjadi M. Fadly dengan sepedanya atau menjadi Gordon Ramsay dengan masakannya. Tapi, gak sedikit juga yang berlomba menjadi Boris Fedtschenko dengan kebunnya dan apakah lu pernah denger kalo ada kajian ilmiah bahwa jika kita mainkan musik ke tanaman yang kita pelihara akan meningkatkan efisiensi serapan cahaya matahari dan melakukan fotosintesis. Oleh karena itu gua pilih beberapa lagu yang cocok banget buat lu dan tanaman lu denger dikala lu sedang berkebun.

 

1.      Ana roxane – immortality

2.      Penguin cafĂ© orchestra – perpetuum mobile

3.      Meitei – sankai

4.      Green-house – peperomia seedling

5.      Green-house – Xylem

                            6.      Mort garson – plantasia

7.      Cluster – Ho renomo

8.      Jean Jacques perrey – brazillian flower

9.      Quantic – the orchard

10.  Susumu Yokota - The plateau which the zephyr of flora occupies


Sabtu, 05 September 2020

Konser musik di kala pandemi

 

foto: Ramadhan Jazz Festival 2019
Foto: Ramadhan Jazz Festival 2019

 

2020 merupakan tahun paling bikin puyeng! Pandemi ini bikin semua hal terhenti dan tersendat, gak hanya bikin pusing dalam bidang kesehatan dan ekonomi, dalam bidang hiburanpun cukup bikin pusing banyak musisi di Indonesia. Sebagai orang yang aktif banget datang menghadiri acara musik mulai dari gigs kecil di kafe maupun festival besar dengan musisi mancanegara cukup bosan karena biasanya hampir tiap malam minggu pasti ada setidaknya satu gigs kecil yang bermain di Jakarta. Ini tahun yang paling sedikit gua mendatangi acara musik hahaha bayangin aja terakhir gua datang ke acara musik adalah saat Grrrl Gang menyambangi Oeang di Blok M bulan maret lalu tepat satu bulan sebelum PSBB diterapkan di Jakarta, acara tersebut bertajuk “SXSW Showcase 2020 (we’re not going)” dibuat juga karena Grrrl Gang sendiri salah satu band Indonesia yang dapat kesempatan bermain di SXSW tapi gagal berangkat akibat pandemi ini.

 

              Beruntunglah musisi Indonesia punya banyak kekreatifan dan akal untuk menggocek tahun yang cukup keras ini, banyak musisi yang sebelumnya kurang aktif di sosial media untuk hanya sekedar menyapa penggemarnya dari seluruh Indonesia belakangan ini mulai cukup aktif ber-sosmed-ria, banyak juga yang melakukan live Instagram untuk berinteraksi langsung dengan para pendengarnya, ada juga yang membuat live virtual concert seperti yang dilakukan Mawar Eva de Jongh, The Upstairs, The Changcuters dengan konsep augmented reality hingga Bottlesmoker yang mengadakan konser offline khusus untuk tanaman, cukup unik bukan? Yang berkarya dan merilis single maupun album dikala pandemi ini? Banyak!

 

Pertengahan juli lalu Hindia mengeluarkan single yang berjudul ‘Setengah Tahun Ini’ yang berisi tentang segala hal dan isu – isu yang ramai dari awal tahun sampai tengah tahun ini. Lalu di bulan juni ada Romantic Echoes alias J. Alfredo atau yang biasa dikenal sebagai vokalis Pijar ini mengeluarkan album solo perdananya bertajuk ‘Persembahan Dari Masa Lalu’. Album ini menceritakan masa lalunya mulai dari perjalanan hidup hingga perjalanan percintaannya. Anak dari Indra Lesmana yaitu Eva Celia juga tidak kalah, ia baru saja meluncurkan single dengan judul ‘New Normal : Selfish’ lagu yang cocok banget diputar untuk nemenin saat lu galau karena pacar di tengah malam. Sebenernya masih banyak banget musisi lain yang ngeluarin karya mereka dikala pandemi ini yang gak mungkin gua tulis satu persatu, bisa selesai kapan tulisan gua ini? Minggu depan mungkin? Hahaha.

 

Sedihnya adalah saat ini konser musik banyak sekali yang ditunda maupun dibatalkan seperti We The Fest contohnya, ia terpaksa mengadakan konser secara online tapi beruntung lah kalian kaum kaum lemah finansial karena konser online ini gratis! Lu semua cukup mendaftarkan email lu via web resmi We The Fest. Hammersonic festival musik yang paling ditunggu para metal head Indonesia ini pun ikut dibatalkan untuk tahun ini, padahal rencananya mereka akan membawa Slipknot dan Black Flag ke Indonesia tahun ini. Tapi mau gimana? Kesehatan para anak metal lebih berharga dibanding sekedar nonton Black Flag dan Slipknot. The Sounds Project juga ikut mengumumkan mundurnya jadwal main mereka, yang awalnya mereka akan mengadakan acara pada bulan April lalu diundur hingga bulan November tapi The Sounds Project sempat mengadakan virtual concert berbayar pada awal bulan agustus kemarin dengan membawa Fourtwnty, Jason Ranti, The Upstairs, Sisitipsi, Danilla dan NDXaka sebagai pengisi acara.

 

            Sebenarnya banyak sekali pilihan hiburan yang bisa lu tonton saat ini, mulai dari virtual concert, talkshow dengan musisi favorit lu, atau sekedar nonton rekaman ulang live stage band via youtube. Walaupun tidak semuanya gratis banyak banget live concert berbayar dengan harga tiket yang sama dengan satu bungkus rokok sampoerna mild lu itu sampai seharga ratusan ribu, kalaupun gratis setidaknya lu harus membayar kuota internet lu. Sangat banyak pilihan acara musik yang bisa lu tonton saat ini.


Konser yang sebelumnya kita harus berangkat minimal satu jam sebelum pintu dibuka agar kita bisa datang lebih awal, bergaya sekeren mungkin karena siapa tau bisa menemukan jodoh disana, atau sekedar bawa badan dan asal goyang tiba tiba berubah konsep menjadi konser seadanya di kamar pribadi yang bisa lu nikmatin sambil tiduran, tidak ada larangan “Dilarang bawa minuman dan rokok dari luar”, dan bisa lu nikmatin dengan harga murah tentunya.


              Tapi pastinya kita semua rindu konser yang meriah secara offline, dansa dan senggol senggolan bareng temen, atau teriak dan sing along bareng pacar. Walau banyak musisi dan promotor yang berusaha mengakali tahun ini dengan konser online, vibes yang kita dapatkan tentu jauh berbeda, sangat jauh! Entah sampai kapan pandemi ini menyerang Indonesia, yang bisa gua lakuin ya cuma berdoa dan berharap akan akhir dari semua 2020 dan segala hal buruknya ini. Gua, lu, kita semua sudah jenuh banget dan butuh konser! Lekas pulih Indonesia.


Selasa, 18 Agustus 2020

Mencoba koleksi piringan hitam sebagai hobi baru

 



Hadiah merupakan suatu hal yang paling kita tunggu, entah hadiah dari orang lain atau hadiah dari diri sendiri dan untuk diri sendiri. Sekitar sebulan lalu gua baru aja mendapatkan hadiah yang sangat istimewa menurut gua, gua dapet hadiah ini dari sahabat yang gua sayang banget namanya Dita. Bayangin rasa sayang gua ini lebih dari semesta dan seisinya hahaha lebay banget, tapi ini beneran!

 

Gua sebagai orang yang suka banget denger musik, orang yang tiap bangun tidur, sarapan, mandi, berangkat ke kampus, makan siang, pulang dari kampus sampe mau tidur denger musik ini seneng banget ketika tiba - tiba sahabat gua ini menghadiahkan gua sebuah turntable, alat pemutar piringan hitam atau vinyl.. Selain seneng gua juga pusing banget ketika tau gua dihadiahkan sebuah turntable.

Oke, masalahnya adalah bagaimana bisa ketika lu punya turntable tapi lu gak punya vinyl? Apa yang mau lu mainin? Beruntung lah gua punya temen yang gila musik juga, dan dia mengoleksi lumayan banyak vinyl. Datang lah gua ke rumahnya dengan dalih minjem beberapa vinyl yang dia pegang hahaha emang dasar gua kolektor gak modal. Untungnya dia juga baik banget jadi gua dibolehin bawa beberapa vinyl koleksinya yang “gak terpakai”.


Emang dasarnya gua seorang yang sulit merasa puas, setelah gua membawa pulang beberapa koleksi vinyl temen gua itu, gua menghubungi Mufti yaitu sahabat satu komplek yang sekarang tinggalnya di Depok. Dia punya banyak banget koleksi vinyl peninggalan kakeknya mulai dari The Beatles sampai Benyamin Sueb bersama De Bebi’s-nya. Ya, lagi lagi untuk sekarang cuma bisa pinjem hahaha. Akhirnya di rumah gua ada beberapa vinyl yang selalu gua nyalain tiap bangun tidur. 


Benar kata orang, pengalaman pertama kalinya mendengarkan musik lewat turntable emang gak pernah mengecewan, pasti seru banget! Disaat gua mulai memainkan piringan hitam The Beatles terdengar suara noise “kresek – kresek” karena pertemuan jarum dan piringan hitam yang berdebu lalu suara bass dan treble yang seadanya langsung mengubah suasana kamar tempat gua memutarkan vinyl itu langsung berubah bak gua sedang berada di tahun 60an.

 

 pernah nonton film ‘Love For Sale’? Ada scene dimana Gading Martin bangun tidur hanya dengan celana dalem dan kaos kutangnya, dengan jiwa baru setengah bangun dan mata masih sepet banget untuk melek langsung berdiri nyalain vinyl buat nemenin minum teh di pagi hari, pernah nonton? Itu persis mirip banget sama yang gua lakuin tiap pagi.

 

Bagaimanapun semakin banyak hobi, berarti semakin banyak pengeluaran dan gua baru aja menjadi kolektor vinyl. Sedangkan gua adalah pribadi yang impulsive gua susah banget untuk nabung, tapi menurut gua itu bukanlah tantangan yang begitu berarti, beruntung lah sekarang gua bisa mulai belajar nabung. Sebagai orang yang biasanya hanya mendengarkan musik melalui media streaming belakangan gua mulai nemuin asiknya mendengarkan album musisi kesukaan lu lewat rilisan fisiknya. Ini lebih seru untuk seorang yang hidupnya sehari hari ditemenin musik kayak gue, jadi kapan lu mulai nabung dan koleksi vinyl juga?

 

Rabu, 29 Juli 2020

Wednesday madness playlist by Gusti Erlangga #1: Plug in your earphone, ride your bike!




Kita semua tau kalo main sepeda kembali menjadi “tren baru” sekarang apalagi sekarang orang - orang udah bosen dan gak betah lagi di rumah. Semua orang ingin jadi lebih produktif, sehat, dan senang dimasa masa ini. Seperti yang lu semua tau, main sepeda adalah jawaban yang lu semua butuhin, lu cuma butuh naik sepeda lu muter muter keliling kota dan lu dapetin 3 poin yang lu butuhin di atas disaat yang bersamaan, tetapi yang pastinya lu butuh teman untuk menemani waktu gowes lu itu dan berikut, gua sudah menyiapkan beberapan "teman" yang bisa nemenin lu via Spotify atau media streaming lainnya.

 

1.    Radiator Hospital – Our song

2.    Cello Scrmr – Ledakkan

3.    TOPS – Superstition Future

4.    Inner Wave – American Spirits

5.    Siamese Cats – GIRL AT THE BUS STOP

6.    Thieves Like Us – Drug In My Body

7.    Delete Insert – Chess

8.    Bobby McFerrin – Don’t Worry Be Happy

9.    Las Ligas Menores – A 1200 Km

10.  Miracle Musical – Labyrinth


Minggu, 19 Juli 2020

Terima kasih Alvvays, terima kasih We The Fest




        Tepat satu tahun yang lalu, tanggal 19 juli 2019 bisa dibilang merupakan hari terbaik yang pernah gua rasain selama 21 tahun gua menginjakan kaki di bumi ini. Kenapa? Karena tahun lalu gua akhirnya bisa nonton dan sing along lagu lagu dari band kesukaan gua yaitu Alvvays. Band asal Kanada yang gua ikutin dari awal mereka mulai, jadi menurut gua ini momen yang paling gua tunggu selama gua hidup. Mereka datang di festival We The Fest yang harga tiketnya lumayan dan gua tau pasar mereka tuh bukan orang - orang dengan finansial yang mid to low kayak gua gini apalagi saat itu gua lagi kuliah DKV yang mana uang sangat gua butuhin buat tugas.

              Jauh sebelum hari itu tiba, 21 februari 2019 gua lagi main dota 2 di warnet kesayangan gua dan saat itu gua lagi break jadi gua iseng buka Instagram. gak sengaja gua melihat postingan official akun Instagram We The Fest (@we.the.fest), mereka ngeluarin sneak peek guest star mereka untuk di tahun itu. Sneak peek nya tuh berbentuk beberapa foto musisi yang mukanya ditutupin pake sheet mask warna putih, awalnya pas liat sih gua kayak bodo amat gitu karena emang sebelumnya gua gak begitu tertarik sama nih festival. Terus gua perhatiin satu satu mukanya barangkali ada yang gua kenalin.

              DORRR… gua kaget ada satu muka yang gua hatam banget nih, muka orang yang sama dengan orang yang ada di wallpaper handphone gua. iya, gua masang foto Molly Rankin sebagai wallpaper. Sekejap gua terdiam dan mastiin ini bener atau engga orangnya yang ada di wallpaper gua, gua masih gak percaya dan gua buka kolom komentar postingan itu. Masalahnya, netizen ngira kalo orang itu adalah Billie Eillish, yah emang bener sih sekelebat mirip banget dengan rambut blonde dan muka bule yang ditutupin sheet mask.

              Fix! Gak lain gak bukan itu foto Molly Rankin, vokalis Alvvays yang selama ini suaranya cuma bisa gua denger lewat Spotify dan cuma bisa ngeliat mukanya lewat Youtube. Saat gua yakin itu foto dia, gua langsung teriak seada – adanya di warnet! Semua temen gua langsung natap heran ke gua. Persetan gua mau dibilang orang gila, ini hal yang gaboleh gua lewatin.

    Berbulan bulan gua nabung dan akhirnya WTF ngeluarin official line up mereka tapi berengseknya rundown belum turun jadi gua masih gatau apakah Alvvays main di hari jumat, sabtu atau minggu? Beruntungnya Alvvays juga kebetulan lagi tour asia mereka, jadi jadwal tour mereka tuh selalu di-update di Spotify mereka. Saat WTF belum ngeluarin rundown gua udah tau duluan kalau Alvvays bakal main di hari jumat.

Gak lama setelah itu akhirnya penjualan tiket daily pass dibuka gua dan satu orang temen gua langsung secure tiket buat hari itu. Setelah gua transfer untuk pembayaran gua ngomong ke temen gua “Bleh, akhirnya… Alvvays…” dia cuma senyum senyum sumringah. Pas SD lu pernah gak bisa tidur gara – gara besoknya ada acara tur karyawisata gak? Itu persis sama yang gua rasain sehari sebelum acara mulai, entah nervous atau over-excited pokoknya gua cuma bisa bayangin besok bakal kayak apa ya dia livenya?

              Pada akhirnya hari yang gua tunggu setelah bertahun tahun dengerin Alvvays tiba. Gua bangun sore sekitar jam 3an dan langsung siap siap gak pake lama, kelar mandi dan prepare gua langsung telpon temen gua ini dan kita berangkat bareng kesana. Kita berdua nyampe sana sekitar jam 7an sementara Alvvays mulai jam 8 lebih dan sebelum dia ada The Adams dulu yang naik panggung. Karena emang dasarnya kita berdua ini anti banget sama nonton musik kalo sober, kita berdua langsung nyari booth liquor disana, selesai jajan minuman gua langsung menuju stage tempat Alvvays main dan asiknya lagi kita dateng pas banget sebelum The Adams naik panggung.

              The Adams selesai dan langsung turun panggung, lighting panggung langsung redup, cahaya di stage sedikit banget, kita bisa liat samar samar teknisi alvvays lagi set up panggung dan sedikit check sound, itu pun crowd udah rame banget teriak teriak padahal diatas panggung itu teknisinya semua hahaha. Gak lama setelah itu Kerri MacLellan naik ke panggung buat setting keyboardnya sendiri dan Alec juga ikut keatas panggung buat ngambil video crowd saat itu, gua? Gua cuma teriak teriak gak jelas sambil sedikit demi sedikit minumin jagger yang tadi udah gua beli. Sekitar 5 menit nunggu mereka set up panggung tiba tiba stage langsung gelap total.

           

   Crowd langsung rame banget semua teriak kesenengan karena tau Alvvays bakal on stage gak lama lagi! Eh benar, backdrop visual nampilin tulisan alvvays lalu satu persatu member naik ke atas panggung barengan sama intro lagu ‘Hey’ Whoaaa! Gua merinding seada adanya, kaki tiba tiba lemes dan cuma bisa diem liat live set mereka. Apakah gua sedang bermimpi? Pikir gua dalam hati. Keadaan yang setengah mabok ini akhirnya memecahkan ‘kikuk’ gua saat molly mulai nyanyi dan akhirnya gua ikut sing along.

Lagu kedua yang dibawain merupakan lagu kesukaan gua yaitu ‘Adult diversion’ molly juga sempat berbicara dan ngobrol sedikit kepada crowd sambil tuning gitarnya dan mempersiapkan untuk lagu selanjutnya yaitu ‘In Undertow’, ‘Plimsoll Punks’ dan langsung dilanjutkan dengan lagu ‘Not My Baby’ hingga dia sedikit ngobrol lagi dan nanyain penonton apakah mereka senang? Ya tentu saja!

Selanjutnya mereka memainkan ‘Forget About life’ dan disini gua ceming ngeliat molly melakukan solo vokal dan lampu sorot mengarah ke dia semua, ini momen bagus! Gua buru buru ngambil hape dari kantong celana dan foto dia untuk kenang kenangan.

Setelah bermellow ria dengan lagu ‘Forget About Life’ alvvays membawakan lagu yang up beat yaitu ‘Your Type’ hingga ‘Ones Who Loves You’. Ditengah show Molly mengatakan bahwa dia ingin membawakan lagu dari The Breeders sontak semua crowd teriak excited tidak sabar mendengarkan Alvvays membawakannya. Selesai membawakan lagu The Breeders Molly sedikit berhenti dan ambil minum lalu langsung kembali memberi sign ke semua member buat bawakan lagu selanjutnya yaitu “Atop A Cake” salah satu lagu kesukaan gua juga, gua pun ikut sing along dan teriak seada adanya.

Selesai membawakan lagu tersebut Molly kembali mengajak ngobrol para penonton disana dan menanyakan apakah mereka menikmati pertunjukannya? Dan ya, pertanyaan bodoh macam apa itu. Tiba tiba ada suara burung saling sahut – sahutan dari sound utama, gua pun langsung tau itu adalah intro lagu “Archie, Marry me” dan setelah itu langsung disambut dengan “Dreams Tonite” dua lagu yang paling ditunggu oleh masyarakat Banana Stage saat itu.

Seketika We The Fest mendadak berisik karena penonton semua bernyanyi, banyak juga yang sambil mengangkat tangan dan merekam momen langka itu. Tanpa disadari Alvvays sudah hampir satu jam diatas panggung yang menandakan kalau mereka segera turun tapi mereka membawakan lagu “Party Police” dulu sebelum turun.

Penonton seketika kembali berteriak menyanyikan lagu tersebut. Setelah lagu tersebut selesai molly berkata “lagu berikutnya adalah lagu terakhir dari kami…” penonton teriak kecewa, tidak puas dengan cepatnya waktu berlalu


Tanpa basa basi panjang “Next Of Kin” menjadi lagu penutup panggung Alvvays di We The Fest tahun lalu, “Thank you!” merupakan kata terakhir pentolan Alvvays itu sebelum turun panggung. Penonton teriak gemuruh meneriakan “We want more!!!” tapi sia sia.

Selesai dari situ gua pun tersenyum gembira tidak bisa membayangkan apa yang baru saja terjadi di hidup gua, band yang selama ini Cuma bisa gua denger via youtube dan Spotify akhirnya gua liat secara langsung. Sungguh pengalaman yang sangat wah, dan tidak akan terlupakan, terima kasih Alvvays, kalian telah menghibur saya dan semua pengunjung We The Fest tahun lalu.


Kamis, 25 Juni 2020

"Siap, bu!"

    
Saat mata gua akhirnya mulai menunjukan gejala ngantuk di jam 7 pagi ini tiba - tiba handphone gua geter tanda notifikasi masuk, terpaksa gua maksain ini mata buat ngecheck bajingan mana yang ngechat gua disaat gua baru mulai ngantuk gini. Ternyata notif whatsapp dari bu dosen kesayangan gua yang ngasih materi kuliah! Tai, gua lupa kalau pagi ini udah masuk hari kamis yang tandanya jam 10 nanti gua ada kelas online.

    kalau lu ngikutin anime naruto: shippuden lu pasti bakal tau adegan naruto saat bantuin nenek chiyo buat ngehidupin garra mati - matian padahal chakra dia sendiri udah mau habis. Nah, itu persis banget sama apa yang gua rasain pagi ini, disaat gua udah siap siap buat isi ulang chakra gua tiba tiba ada panggilan misi yang hukumnya haram kalau gua tinggalin, mau gak mau gua harus paksain sisa chakra gua yang ada ini. bedanya naruto ngelakuin itu untuk temannya sedangkan gua ngelakuin ini buat nilai gua.

    "Siap, bu!" bales gua langsung setelah baca notifikasi dari dosen gua itu, jadwal kuliah emang gak bisa diganggu gugat dan diganti, tapi ini jadwal tidur gua harusnya bisa diganti ke jam yang lebih malam, persetan dengan asiknya hidup malam, gua sekarang cuma mau jam tidur gua normal kayak yang lainnya. Sebelum absen gua bertambah akibat gua ketiduran di kasur gua yang super empuk nan nyaman itu gua punya ide buat setel alarm pas jam 10 nanti, bodo amat gua cuma tidur 3 jam hari ini yang penting absen gua gak kosong.

    Setelah gua pikir panjang, gua gak bisa nih kalo cuma ngandelin alarm dan berharap gua bisa bangun, itupun kalo gua bisa bangun kalo engga gimana? Gua pun memutuskan buat keluar dan beli kopi sachetan yang seenggaknya bisa ngeganjel jam tidur gua ini. Beruntunglah kopi sachetan ini bisa ningkatin chakra gua yang mungkin udah sisa 10%.
 
    Hidup jadi kalelawar ternyata ada enak dan gak enaknya, kalelawar yang gua maksud ini bukan sebutan buat penikmat lagunya Feast yah. Enaknya adalah lu bisa stargazing tengah malam tanpa ada yang curiga kalo lu ngeliatin langit terus terusan kayak orang lagi dalam pengaruh LSD dan juga lu bisa nikmatin sunyinya malam hari sendirian. Gak enaknya? capek banget bro! apalagi lu ada kelas di jam jam nanggung kayak gua gini. Kalo jam tidur bisa diubah pake alat doraemon mungkin gua sekarang lagi di jepang liat kiri kanan berharap nemuin doraemon.